Sabtu, 28 November 2009

Hidup Tidak Sepele

Sekian lama merasakan berbagai ragam kehidupan yang selalu bermacam-macam yang aku tahu disaat sadar dan kadang tidak sadar diri untuk menanggapinya, yang terkadang acuh dan tidak acuh dalam menjemputnya, terima atau tidak mau menerima dalam menghadapinya. Mungkin capek atau mungkin lelah seluruh badan karena silih bergantinya siang dan malam yang begitu cepat membawa perubahan disetiap sisian yang ingin diraih. Berbagai macam pilihan yang harus diseleksi lebih lanjut agar tidak salah arah membuat lambatnya semua angan yang akan dijadikan cita-cita. Kalau aku bilang itu adalah kelemahan, tapi biarlah kalau memang kelemahan itu adalah hal yang perlu aku sandang. Tak ada ruginya dalam hati membeli pilihan yang bagus dan tepat bila harus ditukar dengan sebuah kelemahan yang menghuni dijiwa ini. Mungkin orang akan bilang "membuat ketinggalan jaman di jaman yang serba cepat dan moderen ini", mungkin orang akan bilang "rugi bila tidak bisa mengikuti perkembangan jaman yang serba bebas ini", mungkin orang akan bilang itulah yang membuat "kita tidak bisa banyak uang", atau mungkin juga orang akan bilang "wah kuper". Tapi kalau aku bilang itu adalah emas yang mungkin harus aku jaga karena aku bisa mengaggap itu adalah harta di dalam hati yang tidak ternilai harganya yang memang harus ditata, dirias dan jadikan indah. "Nggak pakai mahal karena nggak butuh banyak biaya". Lagipula kenapa harus cepat-cepat sih, kalau semuanya serba cepat jadi malah takut cepat kiamat. Kawatir juga nanti para pakar dan ilmuwan pinter kehabisan akal pula, bukankah manusia itu mempunyai keterbatasan akal?
Seberapapun jauhnya mengenal lingkungan sekitar kita, dan seberapapun jauhnya kita mempunyai angan-angan yang ingin kita gapai. Tentunya kenikmatan hidup untuk hari ini, hari esok, esoknya lagi, bahkan sampai nanti dihari akhir bagi yang mau percaya tentang adanya hari akhir. Tentunya itu adalah harapan yang paling mulia disisi manusia yang mempunyai banyak kekurangan ini.
Hidup cukup mungkin juga salah satu batasan dari harapan hati yang selalu meronta untuk menembus langitnya tujuan hati hingga menjadi serakah. Kalau ada kelebihan dari yang kita punya, "Bukankah sebagian harta yang kita miliki adalah punyaan kaum fakir miskin?". Terima atau tidak terima semua akan kembali pada pilihan yang paling bijak dihati ini. Dan akal yang cukup pulalah yang akan mencukupi semua yang kita pilih. Tergantung orangnya, kalau orangnya pinter tentunya hal yang di pilihnya akan membuahkan keuntungan. Kalau orangnya bodoh, lebih baik minta dipilihin aja sama yang pinter. Maksutnya: Kalau masih merasa bodoh lebih baik belajar dulu sama yang pinter, biar ketularan pinternya.
Ilmu pengetahuan adalah bekal hidup agar hidup senantiasa aman, tentram, bahagia, sejahtera dan selamat dunia akhirat.